Selasa, 01 Juli 2008

Batu Indah Di Tengah Dedaunan

Oleh : Bambang Haryanto



Politikus ngumpet. “Under every stone lurks a politician.” Itulah kata-kata dari dramawan komedi Athena, Yunani, Aristophanes (450 M-385 SM). Pada setiap bebatuan akan terdapat politisi yang bersembunyi di sebaliknya.

Pepatah itu rasanya menyambung bila dikaitkan dengan kehidupan kaum politisi yang memiliki motif-motif tersembunyi. Ketika akhir-akhir ini semakin sering kita dengar kabar bahwa anggota DPR Pusat atau daerah ditangkap karena dugaan korupsi, maka ucapan Aristophanes itu belum usang relevansinya sampai saat ini di Indonesia.

Tetapi ketika Anda mengunjungi Karanganyar Mega Expo Nasional 2008, lalu menengok stan dari Reefress Gardening, Anda memang menemui jajaran batu-batu di sana. Tentu saja, tidak ada politikus yang mengumpet di sebaliknya. Di sana akan anda temui pelbagai bentuk seni batu untuk menghias taman.

Semua tersaji secara indah. Dipadu dengan aliran air, dengan pelbagai variasi, totalitasnya menghadirkan sebuah oasis yang meneduhkan. Saya bahkan menyebutnya : di tengah kehidupan yang penuh tekanan dan stres, sajian seni batu yang mereplikasikan alam itu bisa menjadi sebuah terapi yang menjanjikan kesegaran.

Photobucket

Imajinasi bebas. “Konsumen dapat membawa desain mereka sendiri dan kami siap mengerjakannya,” tutur Taufiq yang sedang berpose di depan karya yang berjudul Canting. Nampak tiga replika canting berundak yang mengalirkan air. Kebebasan imajinasi konsumen untuk menciptakan karya yang unik bagi tamannya mendapat apresiasi yang tinggi dari Reefress Media Persada.

Menggusur kebosanan. Stan ini unik. “Kami sedang berusaha mencari jodoh dengan para pebisnis tanaman hias yang banyak berpameran di sini,” kata Taufiq, pria asal Malang, yang menjadi penjaga stan menarik ini. Maksudnya, bagaimana kedua kubu itu mampu mengharmonisasikan antara tanaman hias dengan produk-produk patung batu yang menjadi produk CV Reefress Media Persada dari Yogyakarta ini.

Saya bukan fanatikus tanaman hias semacam anthurium. Tetapi sepanjang yang saya ikuti dari pameran atau pun liputan media, secara visual penampilannya selalu membosankan. Selalu saja potnya dari bahan plastik, warna hitam atau oranye. Ornamennya pun kodian. Hanya fungsional semata, sehingga belum merambah niatan menghadirkan harmoni yang serasi dan menawan antara pot, tanaman dan lingkungan.

Pematung kelas dunia dari Inggris yang terkenal dengan patungnya berjudul “Reclining” (foto atas), Henry Moore (1898–1986), pernah bilang bahwa mematung dengan bahan bebatuan seharusnya menampilkan kejujuran bebatuan itu sendiri. Produk teman-teman kita dari Yogya ini, antara lain Anwar (0274-7143000), Neny (0274-7003000) dan Taufiq (0818270653), telah berusaha keras menampilkan “undang-undang” dari Moore tersebut.

Alamat kontak : CV Reefress Media Persada, Jl. Pangeran Mangkubumi 2 Yogyakarta, Kompleks Pasar Bunga Kedaung Kav. 11. Telepon : 0274-6535353. Fax : 0274-378813. HP : 08522812800.

mf

Tidak ada komentar: