Minggu, 19 Agustus 2007

Mejeng, Kiat Sukses Pebisnis Tanaman Hias !

Oleh : Bambang Haryanto


Pustaka Kita. Sebuah bola voli meluncur dan jatuh di kandang ayam. Seekor ayam jago segera mengumpulkan para babon ayam untuk mengelilingi bola voli tersebut. Kata si ayam jago, "lihatlah, ayam-ayam tetangga kita mampu menghasilkan telur sebesar ini. Kapan kalian juga mampu seperti itu ?"

Ayam jago yang sok tahu. Tetapi menurut pepatah asal Malaysia, perilaku ayam lebih baik dibanding perilaku penyu. Pepatah negeri jiran itu berbunyi, "Jangan jadi penyu yang bertelur ribuan butir tetapi senyap-senyap, melainkan jadilah ayam : hanya bertelur sebutir tetapi riohnya sekampong !"

Dalam konteks dunia komunikasi modern, rioh itu penting. Publisitas itu penting. Artis seperti Ahmad Dhani dan Maia tahu hal itu. Pelaku adegan video porno macam Maria Eva juga tahu. Juga politisi. Bahkan demikian pula halnya kaum teroris. Adalah pakar pemasaran terkenal Al Ries dan Jack Trout dalam bukunya Horse Sense : The Key to Success Is Finding a Horse to Ride (1991) yang menandaskan hal itu.

Agar sukses, kata mereka, Anda harus menemukan kuda untuk bisa Anda tunggangi. Tetapi bila kuda kerja keras yang Anda pilih, peluang sukses Anda hanya 1 dari 100. Pilih menunggang kuda IQ ? Hanya 1 banding 75. Mengandalkan kuda pendidikan pun cuma 1 dari 60. Menyerahkan masa depan Anda dengan pasrah nebeng kuda perusahaan tempat Anda kini bekerja ? Peluang sukses Anda masih hanya 1 dari 50 !

Nasehat Ries dan Trout, pilihlah kuda kreativitas yang membuka peluang sukses Anda 1 banding 25. Kuda hobi lebih potensial lagi, 1 banding 20. Sementara kuda rioh sekampong, yaitu publisitas menurut mereka menjanjikan peluang sukses Anda 1 banding 10.

Di perusahaan besar, tandasnya, ketertampakan atau visibilitas lebih penting dibanding kemampuan, abilitas. Lebih bagus bila Anda memang memiliki keduanya. Tetapi bila Anda diminta memilih, pilihlah pada visibilitas itu.

Kuda kencang yang satu ini menjanjikan keberhasilan karena sembilan puluh persen orang bukan termasuk sebagai golongan pemikir yang independen. Kaum mayoritas ini hanya percaya pada informasi yang mereka baca dari suratkabar, mereka dengar dari radio atau mereka tonton dari televisi, atau bersumber dari omongan orang lain. Darimana mereka memperoleh gagasan ? Ya tentu saja dari sumber surat kabar, radio dan juga televisi tersebut.

Agar sukses menunggang kuda publisitas, Anda harus piawai dalam berdansa dengan orang-orang media. Jangan terlalu agresif dan jangan pula terlalu malu-malu kucing. Kunci pokoknya : jangan mengontak mereka, tetapi biarlah mereka yang menghubungi Anda. Tetapi bagaimana agar wartawan atau reporter televisi tertarik kepada sepak terjang Anda ?

Langkah pertama, eksposlah diri Anda sendiri dengan memberikan pidato atau menulis artikel. Agar mampu menarik liputan luas, beraksilah sedikit heboh. Luncurkan ide-ide yang kontroversial. Atau seperti resepnya Ries dan Trout, tirulah aksi seniman pelukis seni pop almarhum Andy Warhol (1927-1987) yang dijuluki sebagai master publicity jockey, karena apa pun yang ia perbuat, dari penampilan, karya seninya ("antara lain seni sablon yang secara teknis setiap orang bisa") sampai kehidupan sosialnya, selalu bisa mengguncang media.

Inti pesannya bagi kita para pebisnis tanaman hias : kita jangan sekali-kali ketinggalan mengikuti kegiatan bursa dan pameran ! (BH).


mgf

Tidak ada komentar: